Wednesday, July 7, 2010

Motivation: MARKETING? NO WAY!


"Sales are contingent upon the attitude of the salesman, not the attitude of the prospect."
William Clement Stone

Dalam kesempatan berbicara dalam topik ’Sharing MDP’ di salah satu Bank terkemuka di Indonesia, ada beberapa hal yang cukup menarik perhatian saya yaitu hampir 100% calon karyawan yang direkrut melalui MDP tidak ada yang mau menjadi Marketing atau tenaga penjual. Hal ini cukup mengagetkan saya.

Ada 2 kemungkinan yang terjadi, pertama memang pada saat interview tidak diarahkan untuk mecari seorang tenaga pemasar atau marketing, kedua mindset setiap orang bahwa menjual itu susah.

Pada saat itu saya bertanya ke setiap orang kenapa tidak mau menjadi tenaga pemasar atau marketing? Jawabannya beraneka ragam, mulai dari tidak suka menjual, produknya terlalu banyak, banyak yang menolak, sudah banyak yang menjual, produk yang ditawarkan sudah dibeli, dan banyak lagi jawaban-jawaban yang keluar dari setiap orang.

Saya berpikir sejenak dan mengajukan pertanyaan, siapa yang suka belanja dan beberapa orang mengangkatkan jari tangannya. Pertanyaannya saya persempit lagi menjadi siapa yang suka berbelanja tidak pernah menawar.
Dari 15 orang calon karyawan, sekitar 40% nya mengangkat jari tangannya.

Setelah itu saya hanya mengatakan bahwa menjual itu tidaklah susah, karena tipe setiap orang berbeda-beda. Dari contoh yang ada bahwa ada sekitar 40% orang yang membeli produk tanpa menawar.
Pasti ada saja orang yang membeli, asalkan dalam menjual sebuah produk kita harus menguasai benar produk tersebut, jangan hanya asal menawarkan tapi tanpa mengetahui seluk beluk produk tersebut.
Karena kalau kita bisa menyakinkan pembeli, maka menjual itu tidaklah susah.

Bank OCBC NISP Tower, Jakarta – 21.06.10
Copyright © 2010 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com

Motivation: MOMENTUM


Success requires first expending ten units of effort to produce one unit of results.
Your momentum will then produce ten units of results with each unit of effort.
Charles J. Givens

Hari minggu yang lalu pada saat pulang dari gereja ada beberapa stand penjual makanan di halaman gereja.
Waktu yang diperlukan hanya 15 – 30 menit dalam menjual makanan-makanan tersebut, dimana pada saat umat selesai beribadah dan keluar untuk pulang.
Saya mengamati stand penjual siomay yang datang terlambat untuk menyiapkan segala sesuatunya.
Jadi pada saat umat keluar untuk pulang sambil melihat-lihat makanan apa saja yang dijual, penjual siomay tersebut belum siap, dimana makanan yang dijual masih dingin atau baru dimasukkan ke dalam dandangnya.
Banyak umat yang akhirnya batal membeli karena makanan belum siap.

Pesan yang ingin disampaikan adalah momentumnya sudah hilang dalam waktu singkat.
Momentum sangatlah penting dalam setiap kejadian, apakah kita akan menggunakan sebaik-baiknya momentum tersebut atau hanya membiarkannya saja berlalu.
Banyak hal di kejadian sehari-hari dalam pekerjaan kita yang berhubungan dengan momentum tersebut.

Contoh lain misalnya perusahaan Tour & Travel pada saat sebelum menjelang liburan sekolah sudah menyiapkan dan menjual paket liburan, sehingga pada saat liburan sekolah sudah mendapatkan pelanggan.
Atau pameran di mall-mall yang berhubungan dengan anak-anak pada saat liburan sekolah akan lebih ramai dibanding hari-hari biasa.

Jadi jangan menunggu momentum itu hilang atau berlalu, maka pekerjaan yang akan kita lakukan tidaklah maksimal atau menjadi sia-sia.

Serpong, 07.07.10
Copyright © 2010 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com