Friday, January 23, 2009

Motivation: BEBAN


Kondisi ekonomi 2009 ini tidaklah lebih baik dari tahun sebelumnya, walaupun kita tetap harus optimis dalam menghadapinya.
Dimana-mana banyak terjadi PHK [ pemutusan hubungan kerja ] sebagai akibat dari krisis global yang sedang melanda dunia ini.

Yah...beban hidup akan semakin berat walaupun harga BBM [ bahan bakar minyak ] sudah turun untuk ke sekian kalinya, akan tetapi harga-harga tetap stabil dalam artian tidak ikut turun. Beda sekali apabila harga BBM naik, baru diumumkan akan naik saja, harga-harga langsung melambung tinggi.

Ada satu cerita yang saya dapat dari Pak Darmadi Darmawangsa [ motivator ] pada saat makan siang beberapa hari yang lalu.
Ada seorang ayah yang setiap pulang kerja selalu membawa tas kerja dan anaknya yang masih berumur sekitar 2 tahunan bergegas menghampiri ayahnya untuk membawakan tas tersebut. Anak dengan sekuat tenaga mengangkat tas tersebut, tetapi tidak kuat. Selang beberapa tahun, anak tersebut sudah berumur 8 tahunan dan kebiasaan tersebut masih berlanjut dan anak tersebut dengan mudah mengangkat tas kerja ayahnya sambil berkata ’ayah...tasnya sekarang lebih ringan yah...soalnya susah mengangkat tas ini’.
Sang ayah berkata ’anakku, beban tas ini dari dulu tetap sama tidaklah bertambah berat atau ringan, kamunya saja yang bertambah kuat sekarang’.

Apa moral cerita diatas?
Beban hidup kita dari dulu tetaplah sama, masalah selalu tetap ada dan kita harus mencari solusi atas masalah tersebut. Kalau kita tinggal diam, kita tidak akan bisa menyelesaikannya.
Seperti cerita diatas, bahwa sang anak tumbuh dan bertambah kuat dalam mengangkat beban tas.
Kalau kita tidak berubah dan bertambah kuat menghadapi beban hidup ini, maka kita tidak akan bisa menyelesaikannya.
Hidup itu dinamis, apabila masalah satu selesai akan timbul masalah lainnya dan kita harus tetap belajar menghadapinya.
Yah....itulah kehidupan...
Semuanya tergantung dari kita sendiri mau atau tidak berubah menjadi kuat dalam menghadapi beban hidup ini.
Saya yakin dan percaya bahwa kita pasti bisa asal ada kemauan dari diri kita sendiri.

sepanjang jalan TOL kebon jeruk, 24.01.09
© 2009 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com

Thursday, January 22, 2009

Inspiration: A WORDS FROM MOTHER TERESA


Orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri sendiri;
bagaimanapun, maafkanlah mereka.

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih;
bagaimanapun, berbaik hatilah.

Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa teman yang sejati;
bagaimanapun, jadilah sukses.

Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain menipumu;
bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam;
bagaimanapun, bangunlah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri;
bagaimanapun, berbahagialah.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang;
bagaimanapun, berbuat baiklah.

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu.
Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu;
bagaimanapun, ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

Motivation: 'KEPEPET'



’Kepepet’ atau terdesak adalah salah satu kata negatif. Akan tetapi kata negatif tersebut dapat kita rubah untuk menjadi kata yang positif.
’Kepepet’ dapat sebagai motivasi kita untuk melakukan hal-hal yang luar biasa.
Banyak contoh dan kejadian yang tidak disengaja atau alami dimana kita sering ’kepepet’ dan dapat melakukan hal-hal yang luar biasa.

Kita mungkin pernah mendengar cerita orang yang dikejar anjing gila dapat lari melebihi kecepatan pelari 100m tercepat, padahal orang tersebut bukan pelari 100m. Apakah hal itu mungkin terjadi apabila dalam keadaan normal? Alam bawah sadar orang tersebut yang bekerja dan adrenalin meningkat, sehingga menyebabkan dia dapat lari secepat itu. Karena kalau tidak lari, maka dia akan digigit anjing gila tersebut.
Banyak sekali cerita-cerita lainnya yang mungkin hampir sama kejadiannya, dimana alam bawah sadar yang bekerja.

Untuk itu kita dapat gunakan ilmu ’kepepet’ dalam segala hal, walaupun kondisinya kita tidak dalam keadaan ’kepepet’.
Jadi jangan tunggu kita ’kepepet’ untuk bisa melakukan hal-hal yang luar biasa.
Sebagai contoh jangan menunggu kita tidak punya uang lagi baru bekerja.
Kita buat kondisi dalam keadaan ’kepepet’ dan kita lakukan hal-hal yang luar biasa.

Kondisi ini juga akan membuat kita tidak cepat puas atas hasil yang kita sudah raih akan tetapi kita harus di jalur yang benar dalam artinya bukan menjadi orang yang tidak pernah puas atau bersyukur.
Kalau kita sudah berkecukupan, kita dapat memberi kepada orang lain.

Serpong, 10.01.09
© 2009 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com

Friday, January 9, 2009

Motivation: CUSTOMER NEEDS NOT SELLER NEEDS


Judul diatas bisa diartikan bahwa dalam menjual kita lebih mementingkan dan memperhatikan kebutuhan pelanggan (customer needs) daripada kebutuhan penjual (seller needs).

Kebutuhan pelanggan (customer needs) adalah apa yang dibutuhkan pelanggan pada saat membeli bukan hanya semata-mata kebutuhan penjual (seller needs), yaitu yang penting barang terjual, tanpa melihat apakah barang tersebut memang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan.

Hari ini saya kebenaran sedang cuti kerja dan menghabiskan waktu di rumah dengan anak saya yang masih berumur 1 tahun 3 bulan.
Dimana anak saya tersebut belum lancar berbicara dan baru beberapa kata yang dia bisa.
Saat siang hari anak saya menangis dan saya beserta istri berusaha untuk menenangkan dengan menawarkan apa yang dia mau.
Dari membaca buku (salah satu kegemarannya, walaupun buku sering disobek), digendong mamanya , dll.
Akan tetapi anak saya tetap tidak bisa diam, dan dia berbicara dengan lafal yang masih belum jelas, sampai akhirnya kita berikan susu yang belum sempat dia habiskan barulah diam.
Ohh… ternyata mau minum susu.

Dari situ saya terpikir dengan apa yang terjadi dalam dunia penjualan, bahwa kita sering sulit menjual dan seringkali gagal karena memang kita belum tahu apa yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan kita.

Untuk mengetahui apa yang kita jual tepat dibutuhkan oleh pelanggan, kita harus melakukan ‘interogasi’ kepada pelanggan kita dan hal tersebut tentunya tidak mudah.
Kenapa tidak mudah? Karena karakter dari masing-masing pelanggan berbeda satu sama lainnya. Ada yang terbuka dan ada yang sulit sekali memberikan informasi.
Dan tentunya apa yang dibutuhkan tidaklah sama untuk semua pelanggan, karena masing-masing pelanggan mempunyai keinginan dan kebutuhan yang berbeda satu sama lainnya.

Intinnya adalah kita harus lebih banyak bertanya dan mendengar apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh pelanggan kita daripada mengeluarkan ’jurus-jurus’ menjual agar barang kita cepat laku terjual.

Serpong, 26.03.08
© 2008 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com

Motivation: NEVER ENDING TARGET


Target tidak pernah selesai?
Yah...benar, bahwa target tidak akan pernah selesai.
Sebagian besar karyawan bagian penjualan (Marketing) seringkali mengeluh bahwa target yang diberikan oleh perusahaan tidak pernah habis.
Apabila Marketing sudah tercapai targetnya, selalu ada revisi target ataupun memulai dengan target-target baru.

Marketing salah satu Bank terkemuka di Indonesia mengeluh karena selalu diberikan target dengan produk-produk yang baru diluncurkan, walaupun kadang-kadang kondisi yang tidak menentu pada saat produk tersebut diluncurkan.

Saya jadi teringat dengan anak saya yang masih balita (bawah lima tahun), dimana setiap peristiwa pada ada masa-masa yang harus dilalui.
Pada saat masih berumur dibawah 1 tahun, kita jarang mengajak bermain ataupin berbicara karena lebih banyak tdiur dan minum susu pada saat lapar (kadang bisa setiap 2 jam sekali).
Setelah berumur 1 tahun, kita lebih banyak mengajak bermain dan anak sudah mulai belajar berjalan dan seterusnya sampai anak tersebut beranjak dewasa.

Apa makna yang bisa kita ambil dari peristiwa tersebut?
Setiap peristiwa kita juga mempunyai target-target tertentu, misalnya anak saya harus bisa belajar berjalan setelah berumur 1 tahun, anak saya harus bisa membaca & menulis, dan seterusnya.

Jadi baik dalam hal kehidupan maupun pekerjaan, target selalu ada dan tidak pernah selesai.
Kita harus menghadapi target tersebut, kita harus lalui target tersebut dan kita harus mencapai target tersebut dengan sesuatu yang luar biasa.
Kita tidak bisa menghindar dari target, karena itulah kehidupan.

Serpong, 26.06.08
© 2008 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com

Movie Reviews: KUNGFU DUNK


Cast: Jay Chou, Charlene Choi, Chen Bo Lin
Director: Kevin Chu
Genre: Action/ Drama
Language: Mandarin
Release Date: 7 February 2008
Running Time: 100 minutes


Shi-Jie (Jay Chou) is a brilliant martial artist from the Kungfu School. The master of the school adopted him as a baby, when he was found abandoned in the woods. His remarkable kungfu skills stem from his innate intuition and ability to read his opponents moves. One day, he encounters a group of youths playing basketball and shows off how easy it is for him, with his martial arts training, to do a Slam Dunk. Watching him was Chen-Li (Eric Tsang), a shrewd businessman, who decides that he would exploit Shi-Jie to make some money. Under the guise of helping Shi-Jie to find his family, he recruits him to play varsity basketball at the local university.

Pesan moral:
- Low profile dari karakter shi jie (jay chou), walaupun hebat di bidang kung fu dan bermain basket.
- Setiap bertanding selalu mengatakan kepada lawan ’mohon bimbingannya’.
- Bermain basket bukan sekedar slam dunk, tetapi lebih kepada kerjasama tim.
- Selalu bersikap tenang dalam setiap kejadian.

Serpong, 26.03.08
© 2008 葉建鴻
e-mail: ye_jian_hong@yahoo.com